Perbedaan Stripping dan Stuffing dalam Dunia Logistik

Dalam kegiatan ekspor impor dan logistik, istilah stripping dan stuffing sering digunakan untuk menggambarkan proses bongkar muat barang dalam kontainer.
Kedua istilah ini memiliki fungsi yang berlawanan, namun sama-sama penting untuk memastikan kelancaran arus barang dari pengirim hingga penerima.

Pengertian Stripping

Stripping adalah proses pembongkaran muatan dari dalam kontainer setelah barang tiba di pelabuhan tujuan.
Dalam istilah logistik, stripping sering disebut juga sebagai unloading atau devanning, yaitu kegiatan mengeluarkan barang dari kontainer ke gudang penyimpanan atau truk distribusi.

Contoh:

Sebuah kontainer berisi peralatan elektronik dikirim dari luar negeri. Setelah tiba di pelabuhan, petugas melakukan stripping untuk memindahkan semua barang dari kontainer ke gudang importir.

Tujuan stripping:

  • Memeriksa kondisi fisik dan jumlah barang.
  • Menyiapkan barang untuk proses distribusi lokal.
  • Mengosongkan kontainer agar dapat dikembalikan ke pihak pelayaran.

Pengertian Stuffing

Sementara itu, stuffing adalah proses pengisian atau pemuatan barang ke dalam kontainer sebelum dikirim ke pelabuhan asal.
Proses ini biasanya dilakukan di gudang eksportir, pabrik, atau depot kontainer, dan menjadi bagian penting dalam tahap persiapan pengiriman ekspor.

Contoh:

Sebelum barang dikirim ke luar negeri, perusahaan melakukan stuffing dengan memuat produk ke dalam kontainer 40 feet, kemudian kontainer tersebut dikirim ke pelabuhan untuk diekspor.

Tujuan stuffing:

  • Mengatur posisi barang agar efisien dan aman selama pengiriman.
  • Melindungi barang dari kerusakan akibat guncangan atau tekanan.
  • Memastikan dokumen pengiriman sesuai dengan isi kontainer (manifest, packing list, dan invoice).

Tabel Perbedaan Stripping dan Stuffing

AspekStrippingStuffing
PengertianProses mengeluarkan barang dari kontainerProses memasukkan barang ke dalam kontainer
Waktu TerjadiSaat barang tiba di pelabuhan tujuanSaat barang dikirim dari pelabuhan asal
TujuanPersiapan distribusi atau penyimpananPersiapan ekspor atau pengiriman
Lokasi UmumPelabuhan tujuan, gudang importirPelabuhan asal, gudang eksportir, pabrik
Arah Arus BarangDari kontainer → keluarDari luar → masuk ke kontainer
Peralatan yang DigunakanForklift, hand pallet, craneForklift, crane, palletizer
Dokumen yang DigunakanPacking List, Delivery Order, ManifestPacking List, Invoice, Bill of Lading
Risiko UmumKerusakan saat bongkar atau kehilangan barangKerusakan karena penataan tidak rapi atau kelebihan muatan

Proses Kerja Stripping dan Stuffing

1. Proses Stuffing (Sebelum Pengiriman)

  1. Barang disiapkan sesuai dokumen ekspor.
  2. Kontainer diperiksa kebersihannya dan kondisi pintu serta segel.
  3. Barang dimasukkan ke dalam kontainer secara rapi dan aman.
  4. Kontainer ditutup dan diberi seal number (nomor segel unik).
  5. Kontainer dikirim ke pelabuhan untuk dimuat ke kapal.

2. Proses Stripping (Setelah Barang Tiba)

  1. Kontainer tiba di pelabuhan tujuan dan melalui proses kepabeanan.
  2. Segel kontainer diperiksa untuk memastikan keaslian.
  3. Pintu kontainer dibuka oleh petugas resmi.
  4. Barang dikeluarkan menggunakan forklift atau tenaga manual.
  5. Barang diperiksa dan ditempatkan di gudang atau truk distribusi.

Pentingnya Stripping dan Stuffing dalam Rantai Logistik

Kedua proses ini memiliki peran vital dalam rantai pasok logistik internasional:

  • Stuffing memastikan barang dikemas dan diatur dengan benar untuk perjalanan jauh.
  • Stripping memastikan barang tiba dengan aman dan dalam kondisi sesuai pesanan.

Kesalahan kecil dalam salah satu proses dapat menyebabkan kerusakan barang, keterlambatan pengiriman, atau bahkan klaim asuransi yang merugikan.

Tips Efisiensi Stripping dan Stuffing

  1. Gunakan tenaga kerja berpengalaman. Penataan atau pembongkaran yang salah bisa merusak barang.
  2. Dokumentasikan setiap proses. Foto dan catatan membantu verifikasi jika terjadi masalah.
  3. Gunakan alat bantu yang sesuai. Seperti forklift, crane, dan pallet jack.
  4. Lakukan pengecekan kontainer. Pastikan tidak bocor, berkarat, atau lembab.
  5. Koordinasi antara pihak logistik, eksportir, dan importir. Agar proses berjalan cepat dan efisien.
Posted in
Scroll to Top